Apasih pengertian cerdas itu? Kita mungkin sudah tidak asing lagi mendengar
kecerdasan Intelektual atau akademik, kecerdasan emosional, kecerdasan
spiritual, dan kecerdasan lainnya. Untuk keseimbangan, setidaknya ada 3 macam
aspek kecerdasan yang harus diasah atau dikembangkan dalam setiap diri kita
masing-masing, yaitu aspek kognitif (berhubungan dengan olah pikir),
aspek psikomotorik (berhubungan dengan olah fisik), dan aspek afektif
(berhubungan dengan olah rasa). Kegiatan belajar mengajar sehari-hari
umumnya hanya mengembangkan aspek kognitif atau kecerdasan intelektual saja,
sedangkan pengembangan aspek psikomotorik dan afektif porsinya sangat kurang.
Pengembangan kedua aspek tersebut sangat tergantung pada kesadaran
masing-masing individu untuk mengembangkannya melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Kalau digali lebih jauh lagi,
ternyata dalam diri kita ini sesungguhnya tersimpan potensi
kecerdasan-kecerdasan lainnya. Perlu dipahami oleh orang tua dan para pendidik
bahwa setiap anak atau anak didik (siswa ataupun mahasiswa), sesungguhnya
bersifat unik yaitu masing-masing individu mempunyai potensi kecerdasan yang
berbeda-beda, sehingga setiap anak pasti mempunyai keunggulan kecerdasan yang
berbeda-beda pula. Hal ini dapat kita lihat dalam lingkungan keluarga kita
masing-masing. Meskipun dibesarkan dalam lingkungan dan perlakuan yang sama,
ternyata masing-masing anak atau anggota keluarga mempunyai kecerdasan yang
berbeda-beda.
Proses belajar mengajar di
sekolah ataupun di kampus, umumnya hanya mengukur sebagian kecil kecerdasan
saja, terutama kecerdasan akademik atau intelektual saja. Oleh karena itu jangan
heran apabila sukses di bidang akademik saja (lulus dengan predikat Cum Laude
atau IPK tinggi) tidak bakal menjamin sukses setelah terjun di masyarakat,
sebab ada kecerdasan-kecerdasan lain yang perlu diasah untuk keseimbangandiri.
Ini dia beberapa pengertian cerdas menurut beberapa ahli :
Goleman (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri,
ketahanan dalam meghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan,
serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang
dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur
suasana hati.
Gregory mengatakan, kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan
untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau
lebih bangunan budaya tertentu.
Anita E. Woolfolk: Kecerdasan adalah kemampuan untuk
belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi
dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.
Howes dan Herald (1999) mengatakan pada intinya,
kecerdasaan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar
menggunakan emosi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa emosi manusia berada diwilayah
dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang
apabila diakui dan dihormati, kecerdasaan emosional menyediakan pemahaman yang
lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain.
Orang Cerdas bukanlah orang yang mempuyai segala sumber daya atau segala
sesuatunya. Tetapi, Orang Cerdas adalah orang yang tahu bagaimana cara
untuk memanfaatkan sumber daya atau sesuatu itu dengan maksimal. Misalnya kamu
mempunyai sebuah PC lama. Daripada kamu membeli sebuah PC baru, kamu bisa meng-overclock
PC lama kamu sehingga kinerja yang dihasilkan bisa sama atau mendekati kinerja
PC baru tersebut.
Orang Cerdas bukanlah orang yang hanya mengetahui sebuah jawaban. Tetapi
Orang Cerdas adalah orang yang mau berusaha untuk mendapatkan jawaban
itu dengan cara yang baik dan benar serta dibarengi dengan berdoa. Yeah, usaha
dan doa adalah hal yang terpenting.
Di kehidupan ini, semua orang
memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jangan berpikir bahwa kamu
tidak mempunyai suatu kelebihan apa-apa. Dimata kamu, kamu bukan apa-apa.
Tetapi diamta orang lain, kamu mungkin segalanya. Tak perlu berbagi harta benda
kepada orang lain agar kamu disukai banyak orang. Hanya dengan berbagi ilmu,
kamu bisa mendapatkan lebih dari itu. Dengan usaha dan kerja keras serta
diiringi doa, maka kamu akan berhasil dengan kehendak Tuhan.
Intinya, semua itu adalah tentang
proses. Jika orang pintar terus mengasah kepintarannya maka ia akan menjadi
cerdas.
Kamu mempunyai dua pilihan :
Bangkit lalu menciptakan perubahan,
atau menyerah dengan pasrah tanpa usaha.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar