Rabu, 25 April 2018

Beautiful Chaos

Sehelai kelopak mata membatasi aku dan engkau
Layaknya takdir yang sedang bergurau, pun juga engkau
Setiap helaian napas mendekatkan sekaligus menjauhkan kita
Hanya dengan suatu pertemuan
                               Pertemuan dengan rasa
                               Pertemuan menjadi harapan
Kala rasa menjadi hasrat
Kala itu ia sadarkan
            ia hanya sedang bergurau
Dekat memang, tapi tidak tergapai
Saat tangan ini mampu meraihnya,
                  Hangat
Namun mulai pudar
Engkau membuatku putus asa dan mencinta
Pada saat yang sama.

EXERCISE 31 - 34 (Bahasa Inggris Bisnis 2)

EXERCISE 31

1.    Twelve story
2.    Language
3.    Three act
4.    Two days
5.    79 pieces
6.    Five shelves
7.    16 ounces
8.    Six quart
9.    Brick
10.    Ten speeds

EXERCISE 32

1.    Enough people
2.    Enough French
3.    Enough time
4.    Last enough
5.    Soon enough
6.    Early enough
7.    Hard enough
8.    Slowly enough
9.    Enough floor
10.    Enough books

EXERCISE 33

1.    Because of
2.    Because
3.    Because of
4.    Because
5.    Because of
6.    Because of
7.    Because
8.    Because
9.    Because
10.  Because

EXERCISE 34

1.    So
2.    Such
3.    Such
4.    Such
5.    Such
6.    So
7.    Such
8.    So
9.    Such
10.    Such
11.    So
12.    So
13.    Such
14.    So
15.    So

Minggu, 01 April 2018

Review Black Mirror 'White Bear' (SPOILER ALERT!)




         Buat kalian yang doyan banget nonton film apa lagi ngikutin film-filmnya Netflix, -which is mostly never disappoints- mungkin ga asing lagi dengan series Black Mirror. Awal-awal gua nonton Black Mirror, I thought ‘oh ni film tentang dampak teknologi’ makin semangat lah nonton karna ya major gua banget gitu lho. Tapi kok lama-lama malah ‘Eee kok serem?!’. Setelah dipahamin ternyata Black Mirror itu the dark satire of modern technology gitu gaes, maksudnya adalah teknologi ternyata enggak melulu identik dengan kesan futuristis bernuansa cerah. Saat nonton Black Mirror, kalian bakal nemuin sisi gelap teknologi modern pada kehidupan manusia. Apalagi, tema-tema dari setiap episode seolah menyindir fenomena yang memang hadir di tengah masyarakat kita.

 
Nonton Black Mirror tuh feeling guilty pleasure -kind of version gitu buat gua. Feeling guilty pleasure-nya tuh bukan kaya yang diem-diem jalan sama pacarnya temen yha, bukan! Hati nurani gua bilang ‘Ya Allah seburuk itu kah masa depan manusia??’ tapi otak gua nyuruh buat nonton terus ni film karna selain rasa penasaran, gua juga pengen tau apa lagi sih nih yg bakal terjadi dan ada di masa yang akan datang? Yha pokoknya kalian harus coba deh nonton series Black Mirror ini. Dan kali ini yang pengen gua review -dari seorang penonton  dan penulis awam- adalah ‘White Bear’. Season 2 Episode 2 dari Black Mirror.



Film ini dimulai dari scene seorang tokoh bernama Victoria Skillane yang terbangun di sebuah rumah dalam keadaan bingung, kesakitan dan gatau siapa diri nya. Lalu dia keluar untuk mencari tau apa-apa yang terjadi. Tapi aneh nya, semua orang yang dia temuin itu cuman diem ngeliatin dia aja, bahkan merekam dengan ponsel mereka. Penderitaan dia ditambah lagi sama orang-orang bertopeng yang keliatannya sih pengen bunuh dia. Aseli,  baru scene awal aja gua udah geregetan like, what’s wrong with those people? Why aren’t they helping? They’re just watching! Rasanya tuh kalo lo ketemu sama tokoh Victoria ini pasti akan bantu dia. But, setelah lu tonton ni film ampe abis… hm, nope thank you.

Ternyata, Victoria adalah tersangka yang membantu tunangan nya, Ian Rannoch melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap anak kecil yang bernama Jemima Sykes yang diculik 2mil dari rumah nya. Ian Rannoch menyiksa dan membakar Jemima, sementara Victoria merekam aksi tersebut dengan ponsel nya. Victoria mengakui merekam saat-saat terakhir Jemima, dia mengaku dipaksa oleh tunangannya. Para juri dan hakim gak percaya dong sama cerita Victoria lalu melabeli nya sebagai ‘penjahat unik’ dan ‘manusia beracun’. Maka para juri dan hakim berfikir Victoria seharusnya mendapat hukuman tambahan. Karena Ian bunuh diri di dalam tahanan dan banyak yang meyakini bahwa ia menghindari keadilan, akhirnya warga menginginkan agar Victoria tak melakukan hal yang sama. Dibuatlah The White Bear Justice Park, Victoria disiksa berulang kali dalam skenario tersebut dan dihilangkan ingatannya agar dia menjalani simulasi semacam itu, setiap hari, sampai masa hukumannya habis. Usai menjalani hukumannya, dia dimasukkan ke sebuah kapsul dan dipertontonkan kepada masyarakat yang marah di White Bear Justice Park.