Buat
kalian yang doyan banget nonton film apa lagi ngikutin film-filmnya Netflix, -which is mostly never disappoints- mungkin
ga asing lagi dengan series Black Mirror. Awal-awal gua nonton Black Mirror, I thought ‘oh ni film tentang dampak
teknologi’ makin semangat lah nonton karna ya major gua banget gitu lho. Tapi kok lama-lama malah ‘Eee kok
serem?!’. Setelah dipahamin ternyata
Black Mirror itu the dark satire of
modern technology gitu gaes, maksudnya adalah teknologi ternyata enggak
melulu identik dengan kesan futuristis bernuansa cerah. Saat nonton Black
Mirror, kalian bakal nemuin sisi gelap teknologi modern pada
kehidupan manusia. Apalagi, tema-tema dari setiap episode seolah menyindir
fenomena yang memang hadir di tengah masyarakat kita.
Nonton Black Mirror
tuh feeling guilty pleasure -kind of
version gitu buat gua. Feeling guilty
pleasure-nya tuh bukan kaya yang diem-diem jalan sama pacarnya temen yha,
bukan! Hati nurani gua bilang ‘Ya Allah seburuk itu kah masa depan manusia??’
tapi otak gua nyuruh buat nonton terus ni film karna selain rasa penasaran, gua
juga pengen tau apa lagi sih nih yg bakal terjadi dan ada di masa yang akan datang?
Yha pokoknya kalian harus coba deh nonton series Black Mirror ini. Dan kali ini
yang pengen gua review -dari seorang penonton dan penulis awam- adalah ‘White Bear’. Season
2 Episode 2 dari Black Mirror.
Film ini dimulai
dari scene seorang tokoh bernama Victoria Skillane yang terbangun di sebuah
rumah dalam keadaan bingung, kesakitan dan gatau siapa diri nya. Lalu dia
keluar untuk mencari tau apa-apa yang terjadi. Tapi aneh nya, semua orang yang
dia temuin itu cuman diem ngeliatin dia aja, bahkan merekam dengan ponsel
mereka. Penderitaan dia ditambah lagi sama orang-orang bertopeng yang
keliatannya sih pengen bunuh dia. Aseli, baru scene awal aja gua udah geregetan like, what’s wrong with those people? Why aren’t
they helping? They’re just watching! Rasanya tuh kalo lo ketemu sama tokoh
Victoria ini pasti akan bantu dia. But, setelah
lu tonton ni film ampe abis… hm, nope
thank you.
Ternyata,
Victoria adalah tersangka yang membantu tunangan nya, Ian Rannoch melakukan
penculikan dan pembunuhan terhadap anak kecil yang bernama Jemima Sykes yang
diculik 2mil dari rumah nya. Ian Rannoch menyiksa dan membakar Jemima,
sementara Victoria merekam aksi tersebut dengan ponsel nya. Victoria mengakui
merekam saat-saat terakhir Jemima, dia mengaku dipaksa oleh tunangannya. Para juri
dan hakim gak percaya dong sama cerita Victoria lalu melabeli nya sebagai ‘penjahat
unik’ dan ‘manusia beracun’. Maka para juri dan hakim berfikir Victoria
seharusnya mendapat hukuman tambahan. Karena Ian bunuh diri di dalam tahanan
dan banyak yang meyakini bahwa ia menghindari keadilan, akhirnya warga menginginkan
agar Victoria tak melakukan hal yang sama. Dibuatlah The White Bear Justice
Park, Victoria disiksa berulang kali dalam skenario tersebut dan dihilangkan
ingatannya agar dia menjalani simulasi semacam itu, setiap hari, sampai masa
hukumannya habis. Usai menjalani hukumannya, dia dimasukkan ke sebuah kapsul
dan dipertontonkan kepada masyarakat yang marah di White Bear Justice Park.
Barusan sempet bingung saya, tapi penasaran
BalasHapustonton mas. black mirror seri lainnya tonton jugakk!!
Hapus